Latar Belakang

Wadokai Karatedo Indonesia

Tentang Wadokai Karatedo Indonesia

Wadokai Karate-Do Indonesia (WADOKAI) adalah salah satu organisasi anggota Federasi Olahraga Karatedo Indonesia (FORKI). Organisasi Wadokai merupakan organisasi karate yang cukup besar di Tanah Air. Memiliki 400 Dojo dari 28 Pengprov seluruh Indonesia.

Wadokai Karate-do Indonesia telah mencatatkan prestasi nasional dan internasional yang cukup membanggakan. Atlet-atlet Wadokai Karate-do Indonesia telah banyak meraih prestasi gemilang dan mampu mengharumkan nama bangsa dan mengibarkan Sang Merah Putih di forum nasional, regional dan internasional Seperti PON, Sea Games dan Asian Games serta kejuaraan dunia.

Selain itu, hingga sampai saat ini Wadokai Karate-do Indonesia masih banyak melahirkan atlit-atlit potensial yang sedang tergabung dalam PELATNAS. Sejarah Wadokai Karate-Do Indonesia berawal saat Bapak C. A. Taman yang baru menyelesaikan studinya dari Universitas Hiroshima, di Jepang kembali ke tanah air pada tahun 1970 dan mengembangkan cabang seni bela diri ini di Indonesia.

Sejak saat itu, Bapak C.A. Taman menjadi ketua umum pertama PB Wadokai Karate-Do Indonesia hingga tahun 1974. Sekarang Bapak C.A. Taman menjabat sebagai Guru Besar Wadokai Karatedo Indonesia. Sedangkan posisi Ketua Umum PB Wadokai sekarang (2022) dipegang oleh Bapak Edy Irianto.

Sebelumnya, posisi ini dijabat oleh Bapak Fajar Sulaiman Taman. Juga sempat tercatat Bapak Syafruddin sebagai Ketua Umum PB Wadokai Karate-Do Indonesia periode 2010-2015, sedangkan pada Periode 2005 – 2010 dipegang Mandat sebagai Ketua Umum oleh Komjen Pol Ito Sumardi, yang saat itu menjabat sebagai KABARESKRIM MABES POLRI.

Kini Pak Ito telah menjabat sebagai Ketua Pembina dan Penasehat Di Wadokai Karate-do Indonesia Berdasarkan Keterangan Guru Besar Wadokai Karate-do Indonesia, aliran Karate yang diajarkan di perguruan Wadokai memiliki sejumlah perbedaan dibandingkan cabang seni bela diri yang lain. “Perbedaan itu antara lain, Wadokai adalah salah satu aliran karate yang memiliki badan dunia tersendiri bernama JKF Wadokai (Japan Karatedo Federation Wadokai) di Jepang,” jelasnya.

Perbedaan lainnya adalah, Wadokai memiliki ciri khas teknik Jujutsu atau beladiri praktis yang khas, serta “Kata” atau rangkaian gerakan yang cara pengaturan tenaganya berbeda dengan aliran karate lainnya. Selain itu, Wadokai memiliki filosofi sebagai Wahana Ajang Damai, sesuai dengan aksara Jepang untuk aliran ini (和道会), aksara “和” bisa diartikan sebagai “damai harmonis”, “道” bisa diartikan sebagai “jalan”, dan “会” artinya “organisasi”.

Karate dianggap sebagai wahana untuk mencapai perdamaian dan keharmonisan melalui persahabatan, kebersamaan, saling menghargai dan sportivitas Wadokai Karate-do Indonesia dalam hal ini terus melakukan pengembangan personal dengan membangun Program program lainnya yang tak kalah penting adalah, dengan meningkatkan SDM kualitas pelatih yaitu dengan membangun melaksanakan penataran pelatih nasional.

Wadokai Karate-do Indonesia juga akan mengikut sertakan para pelatih daerah dan nasional Wadokai Karate-do Indonesia pada penataran pelatih tingkat PB FORKI yang diselenggarakan oleh PB.FORKI.

Program-program lain yang akan menjadi prioritas antara lain, melaksanakan program kepelatihan tingkat provinsi, nasional dan internasional sesuai dengan perkembangan Ilmu kepelatihan Olahraga prestasi dengan merujuk pada perkembangan IPTEK dan/Sport Science saat ini.

Mempersiapkan pelaksanaan pelatnas Wadokai untuk setiap Kejuaraan Nasional Karate yang dipedomani berdasarkan Kalender PB FORKI. Yaitu dikejuaraan OSO Open, Piala Maesa, Piala Panglima TNI, Piala KASAD, Piala Mendagri – Piala Mendiknas serta kejuaraan dunia atau Open Tournamen yang di selenggarakan baik didalam maupun di luar negeri.

Wadokai Karate-do Indonesia dalam mempersiapkan Kejurnas Wadokai setiap tahunnya, bahkan juga menyelenggarakan Kejuaraan Dunia Wadokai, hal ini merupakan event terbesar bagi Wadokai Karate-Do Indonesia.

Sejarah Wadokai Karatedo

Beladiri Karate aliran Wado diciptakan oleh Grand Master Hironori Otsuka pada tahun 1934. Beliau adalah seorang keturunan bangsawan Samurai dari Jepang yang lahir pada tahun 1892 di kota Shimodate, wilayah Ibaraki. Sejak masa mudanya, Mr. Otsuka telah menyukai seni beladiri, dan mempelajari Kenjutsu (剣術 seni pedang) dan Jujutsu (柔術 beladiri praktis) dari paman beliau, Ebashi Chojiro, sejak berusia 6 tahun. Kemudian saat berusia 13 tahun, beliau mulai mempelajari Jujutsu aliran Yoshin-ryu (楊心流柔術), Kenjutsu dan ilmu Honetsugi/Seikotsu (接骨 pengobatan tulang tradisional) dari Master Saburo Nakayama.
 
Beliau kemudian pindah ke Tokyo pada tahun 1911, dan mempelajari bermacam-macam aliran seni beladiri Jujutsu dan Kenjutsu yang ada disana. Pada tahun 1921, Master Saburo memberikan ijazah “Menkyo” kepada Mr. Otsuka dan mengangkat beliau sebagai penerus ke 4 dari ranting perguruan Yoshin-ryu (dari sanad Saburo Nakayama), serta juga sebagai pewaris ilmu pengobatan Seikotsu. Pada awal tahun 1920an inilah para guru besar Karate dari Okinawa mulai berdatangan ke Tokyo dan kota besar lainnya di Jepang untuk menyebarkan seni beladirinya.
 
Mr. Otsuka mulai tertarik dengan beladiri Karate pada masa ini, dan mempelajari Karate dari beberapa ahli Karate terkemuka di masa itu, antara lain Master Gichin Funakoshi (Shotokan Karate), Master Kenwa Mabuni(Shito-ryu Karate), dan Master Choki Motobu (Okinawan Kenpo). Pada tahun 1927, Mr. Otsuka membuka klinik pengobatan tradisional, sambil terus membantu Mr. Funakoshi dan para guru lainnya untuk mengembangkan Karate.
 
Pada masa inilah timbul ide dari beliau untuk mengeksplorasi dan menggabungkan teknik Jujutsu aliran Yoshin-ryu dengan Karate yang beliau pelajari dari Mr. Funakoshi dan guru-guru lainnya. Akhirnya pada tahun 1934, Mr. Otsuka membuka dojonya sendiri di wilayah Kanda, kota Tokyo. Inilah saat dimana beliau resmi menjadi pelatih Karate yang mandiri, dan mulai menjadi tokoh panutan bagi banyak Karateka muda di masa itu, karena ketrampilan, kepribadian dan inovasi beliau.
 
Pada tahun 1940, seni beladiri ciptaan beliau diakui pemerintah dan didaftarkan secara resmi di Butokukai (武徳会), yaitu organisasi resmi untuk memajukan Seni Beladiri Jepang), mula-mula dengan nama Shinshu Wado-ryu Jujutsu Kenpo Karatedo (神州 和道流 柔術拳法 空手道). Kemudian disederhanakan menjadi Wadokai Karatedo. Aliran Karate yang dikembangkan beliau ini kemudian menyebar ke seluruh dunia dan berkembang pesat, menjadi salah satu aliran Karate terkemuka bersama-sama aliran besar lainnya seperti Shotokan, Shito-ryu, Goju-ryu dan Kyokushinkai. Aliran Karate ini juga kemudian sampai ke Tanah Air. Pada tahun 1962, pemuda Indonesia Bapak C.A. Taman datang ke Japan dan tinggal di Tokyo, lalu kemudian ke Hiroshima untuk menuntut ilmu perkapalan di Hiroshima University.
 
Saat berada disana, beliau bergabung dengan Wadokai dan berguru kepada Mr. Sasaki Takashi dari Wadokai Hiroshima University Dojo, dan juga langsung kepada Mr. Hironori Otsuka di Tokyo, sampai mendapatkan ijazah pelatih dan Mandat Resmi ( 認定所 Ninteijo) untuk menyebarkan ilmu Karate ajaran Mr. Otsuka. Bapak C.A. Taman kembali ke Indonesia pada tahun 1970, dan sejak saat itu hingga kini, beliau tak kenal lelah dalam mengajarkan beladiri Karate kepada murid-murid beliau di seluruh Indonesia.
 
Pada tahun 1966, Mr. Otsuka mendapat anugerah Penghargaan “Order of The Rising Sun” dari Kaisar Hirohito untuk jasanya mengembangkan Karate. Pada tahun 1972, Organisasi Kokusai Budoin yang dipimpin oleh anggota keluarga kerajaan Jepang memberikan gelar Shodai Karatedo Meijin Judan (Manusia Bijaksana, Penyandang DAN-10 Karatedo Generasi Pertama) kepada Mr. Otsuka. Mr. Otsuka wafat pada tahun 1982 di usia hampir 90 tahun.
 
Aliran beladiri yang beliau ciptakan, hingga kini masih dilestarikan di perguruan Wadokai Karatedo dan cabang-cabangnya yang ada di berbagai negara di dunia, termasuk cabang di Indonesia yang dipimpin oleh Guru Besar, Bapak C.A. Taman.